KENAPA HARUS I-PHONE

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

MBULAN NDADARI, NGURI URI BUDAYA JAWA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

HEALING JADI SOLUSI ANAK MUDA ZAMAN SEKARANG

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

JEMBATAN ALAM DAN BUDAYA DALAM PROJEK P5

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

KENAPA HARUS iPhone?

 Tak sedikit remaja zaman sekarang merasa minder ketika ponsel ditangan mereka bukanlah iPhone. Disekolah, tongkrongan, hingga dunia Maya, muncul standar tak tertulis

“Kalau mau dianggap gaul dan pantas masuk circle hp mu harus berlogo apel”

Anak jaman sekarang menyebut fenomena ini sebagai fomo iPhone – rasa takut tertinggal tren atau tak diterima karena memakai perangkat yang berbeda. Bukan lagi soal fitur kamera, chipset canggih, atau keamanan, melainkan gengsi.

Banyak gen Z merasa eksistensi mereka diukur dari apa yang terlihat secara visual dimensi sosial. Ketika artis, influencer, hingga teman sekelas memamerkan iPhone terbaru, yang lain secara tak sadar ikut terdorong 

“Biar gak malu saat mirror Selfi”

“Biar gak diejek hp kentang” atau

“Biar bisa airdrop an bareng” menjadi alasan populer 

Lebih parah kadang beberapa circle pertemanan bahkan menjadikan jenis hp sebagai syarat tak resmi: kalau bukan iPhone dianggap kurang level. Dan dari sinilah tekanan sosial bermula

Tak jarang demi bisa dianggap “layak”,para remaja sekarang rela nabung mati Matian, bahkan nyicil agar terlihat “layak”. Ironisnya, mereka belum tentu butuh semua fitur malah utu, yang diburu justru rasa aman secara sosial.

Disini lain, mereka yang memakai android sering mendapatkan komentar merendahkan “hp kentang”, “hp bapak bapak”, meskipun kadang spesfikasi nya lebih canggih. Artinya, ini sudah bukan perang kualitas,tapi perang brand image

Kenapa hal ini bisa terjadi?

Media sosial membuat kehidupan orang lain terlihat lebih mewah, budaya pamer (flexing) menjadikan iPhone sebagai simbol keberhasilan. Remaja mencari jadi diri dan pengakuan. Maka punya iPhone dianggap jalan pintas.

Pertanyaan besar yang perlu diajukan: apakah harga diri memang harus ditentukan dari merek hp?

Teknologi seharusnya menjadi alat bantu, bukan alat penilai manusia. Punya iPhone memang bukan hal yang buruk. Namun, memakainya demi memenuhi ekspektasi orang lain bisa berujung pada beban finansial, kecemasan,dan identitas palsu.

Pada akhirnya, teman yang baik tak akan peduli merek hp mu,tapi siapa dirimu

oleh : Rafiza

MBULAN NDADARI, NGURI URI BUDAYA JAWA

 

Budaya, istilah yang tidak lagi asing bagi kita semua namun, apakah kalian tau apa itu budaya? Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yakni Buddhayah bentuk jamak dari kata Buddhi yang memiliki arti akal atau pikiran. Menurut KBBI Budaya adalah sebuah pemikiran, akal budi atau adat istiadat. Dapat disimpulkan bahwa makna dari budaya yakni suatu cara hidup yang berasal dari hasil pemikiran akal budi seseorang yang kemudian berkembang dan diwariskan kepada generasi berikutnya secara turun temurun. 

 


 

 

    Budaya adalah warisan dari nenek moyang yang tak ternilai harganya. Indonesia kaya akan kebudayaan daerah yang beragam. Wilayahnya yang begitu luas membentang dari Sabang hingga Merauke, melahirkan kekayaan budaya yang begitu luar biasa indahnya. Budaya inilah yang sudah seharusnya kita jaga dan lestarikan agar tidak punah atau tergerus oleh zaman, bahkan tak sedikit dari budaya daerah kita yang telah diklaim dan diakui oleh negara lain, seperti Reog Ponorogo, Tari Pendet dan lain sebagainya. 

 

    Begitu pula dengan Magetan kita tercinta ini, Magetan juga memiliki beraneka ragam kebudayaan daerah yang begitu menarik. Kebudayaan itu di antaranya ialah Ledhug Suro, Larung Sesaji, Musik Tongkling, Tari Jalak Lawu dan masih banyak lagi. Sebagai generasi muda sudah menjadi tugas kita untuk melestarikannya, salah satu cara yang paling mudah untuk melestarikannya yaitu dengan mau dan berani mempelajari kebudayaan daerah yang ada.

 

    Selain itu kita dapat mengekspresikan bakat minat kita ke dalam sebuah kegiatan pendukung pelestarian budaya daerah, seperti berkontribusi dalam Sanggar tari, mengikuti festival dan pameran budaya atau hal hal yang lainnya. Pemerintah Kabupaten Magetan sangat mendukung kegiatan pelestarian budaya, misalnya setiap setahun sekali mengadakan kegiatan Pawai Budaya dan bahkan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Magetan setiap bulannya rutin mengadakan kegiatan Mbulan Ndadari.

 

Mbulan Ndadari ini adalah salah satu perwujudan nyata dari upaya pemerintah Kabupaten Magetan dalam melestarikan budaya sekaligus menumbuhkan minat literasi. Kegiatan ini biasanya diselenggarakan dalam bentuk pagelaran seni tradisional seperti penampilan tarian, gamelan atau musik Tongkling. Namun selain itu, dalam kegiatan ini juga disisipi dengan kegiatan literasi, diantaranya seperti pembacaan puisi, cerita dongeng rakyat dan bahkan bedah buku dan diskusi santai dengan tokoh tokoh literasi lokal.

 

    Dalam sebuah wawancara eksklusif, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magetan, Bapak Drs. Suwata, M.Si., menyampaikan “Mbulan Ndadari adalah kegiatan rutin yang selalu diadakan setiap bulan, dibentuk untuk memberikan ruang kepada anak anak sekolah untuk berkreasi sesuai dengan kemampuan dan talenta masing-masing yang tidak terbatas dan tidak harus seni misalnya terkait dengan literasi dan sebagainya”. 

 


 

 

    Kemudian beliau menambahkan “Yang memfasilitasi kegiatan ini adalah Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Magetan tetapi para pelaku pementasan nya tetap anak anak sekolah”. Meski diselenggarakan oleh pemerintah, namun kegiatan ini sering berkolaborasi dengan berbagai pihak lain seperti seniman lokal, sanggar seni bahkan sekolah sekolah yang ada di Magetan. 

    Di Bawah terang sinar bulan purnama bertempat di Pendopo Surya Graha, Mbulan Ndadari menjadi saksi bisu kehangatan sebuah tradisi yang mengajak masyarakat kembali ke akar, menikmati kebersamaan dan menumbuhkan sikap semangat berkreasi, kolaborasi dan literasi. Dengan demikian Mbulan Ndadari adalah cara yang efektif untuk melestarikan warisan nenek moyang serta menjaga kearifan lokal yang akan terus berkembang dan membanggakan.

 

 



 oleh : Dinda Febriyanti

    

 

 

HEALING JADI SOLUSI ANAK MUDA ZAMAN SEKARANG


Satu hal yang perlu kita tahu saat ini di kalangan anak muda terkenal istilah healing atau liburan di waktu seuasana fisik, hati dan pikiran tidak baik baik saja atau dalam kondisi yang kurang baik, sering kali istilah healing di gunakan untuk melarikan diri dari masalah, istirahat dari masalah yang sedang terjadi, atau beristirahat dari berbagai kesibukan. sebagai kalangan muda saya mengakui healing sangat efektif membuat kita kembali ke setelan awal, merefresh semua kekacauan, dan mengistirahatkan diri untuk kembali menghadapi berbagai rintangan kehidupan. menurut kebanyakan orang healing adalah salah satu cara mejaga kesehatan mental agar tetap sehat dan waras, di era gempuran masalah, tekanan, bahkan penolakan. karena sering kali ketika kita menghadapi berbagai masalah hidup, yang kita butuhkan bukan sekedar dukungan, validasi atau apapun itu, tapi yang kita butuhkan adalah waktu untuk diri kita sendiri, dan healing bisa menjadi solusi dari berbagai permasalahan itu.

healing versi anak muda zaman sekarang bukan lagi ribet packing ke luar negri, atau butuh waktu berminggu-minggu untuk pergi ke kota orang, namun healing singkat seperti pergi ke puncak makan mie instan, atau hanya sekedar keliling kota melewati jalanan indah, atau bahkan hanya duduk diam di pinggir pantai, itu sudah sangat membantu otak kita berfikir dengan jernih kembali. Saat otak kita terus menerus memikirkan satu hal secara berlebih-lebihan tentu lama kelamaan hal itu akan menjadi sebuah tekanan, saat itu terjadi healing bisa menjadi jeda untuk memikirkan masalah dengan kepala yang lebih dingin dan bisa jadi healing juga bisa menghilangkan pikiran pikiran negatif terhadap suatu hal yang sedang kalian alami.

dari sudut pandang psikologis healing sangat efektif bagi pelajar dan mahasiswa, karena golongan mereka adalah golongan yang rawan mengalami burnout, mereka yang mendapatkan tekanan akademik, mereka yang mendapatkan tekanan organisasi, mereka yang susah menyesuaikan waktu belajar namun ternyata tidak bisa menangkap semua materi, dan mereka yang mati matian mengejar kelulusan di waktu yang tepat. rawan golongan mereka mengalami ganguan mental dan menurut ahli healing bisa menjadi jeda, memulihkan kembali, dan mengisi kembali semangat yang pernah hilang, lalu seiring berjalannya waktu produktivitas akan tertata rapi kembali, mental membaik kembali dan yang paling penting, sisi terbaik dari diri kita bisa kembali menemani kita melakukan sesuatu hal dengan baik.

 oleh Glysdea 

PELANTIKAN BANTARA SISWA SISWI ANGKATATAN 34 SMA NEGERI 3 MAGETAN, DI LAPANGAN SIDOMULYO

Suasana yang penuh semangat menyelimuti SMAN 3 Magetan pada saat akan dilantiknya siswa siswi SMAN 3 Magetan di tingkat bantara, siswa kelas X resmi dilantik menjadi pramuka penegak bantara pada Rabu, 18 juni 2025 yang berlokasi di lapnagan Sidomulyo kecamatan Sidorejo. Prosesi pelantikan di mulai pada hari Senin pagi hingga Rabu siang. Acara di buka langsung oleh kepala SMAN 3 Magetan yang menjadi tanda di mulailah serangkaian kegiatan pembantaraan.


“pelantikan bentara wajib diikuti oleh seluruh siswa siswi SMAN 3 Magtetan, dan apabila terdapat halangan menghadiri, akan tetap melakukan pembantaraan susulan” ujar bapak Rudianto salah satu tokoh pramuka dalam acara kegiatan terebut. 


Sebelum dilantik para siswa dan siswi calon penegak telah menyelesaikan serangkaian Syarat kecakapan umum (SKU) yang meliputi lima unsur pengembangan: spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.


Kegiatan berlangsung amat sangat khidmat terlebih saat pelaksanaan api unggun seluruh siswa menyaksikan dengan amat seksama saat api mulai berkobar, tak lupa pentas seni juga menjadi ajang paling seru saat malam api unggun, setiap sangga sibuk mempersiapkan kostum serta berbagai macam gerakan yang akan di tampilkan.


Pada pukul 03.00 pagi hujan mengguyur tenda kain milik siswa siswi yang mengharuskan seluruh peserta pembantaraan harus mengungsi di balai desa sidomulyo hingga pukul 05.00 pagi, setelah hujan cukup reda semua peserta di kerahkan untuk melaksanalan sholat subuh.


Setelah sinar matahari kembali terik seluruh peserta menjemur baju, sepatu, hingga tikar dan tenda di tengah lapangan, seluruh ide kreatif di kerahkan di sana, menggunakan alat saadanya membuat jemuran dari tali pramuka yang di ikat dari pohon ke pohon lain, dan setelah itu seluruh anggota melanjutkan kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang telah di buat oleh panitia.


Warga setempat juga tampak terlihat antusias dengan adanya acara pembantaraan ini, mereka menawarkan tumpangan kamar mandi hingga ikut jualan meramaikan acara pembantaraan, saat malam pentas seni beberapa warga dan orang tua peserta bantara juga hadir dan ikut melihat dari luar lapangan bagaimana acara berlangsung.


Salah satu peserta bantara, syavana dan meiva adella, mengungkapkan rasa senang dan bangganya "senang rasanya bisa mengikuti kegiatan pembantaraan, acara seru dan asik,serta  mengajarkan cara mengatur waktu dengan baik dan tepat”


Tak hanya menjadi ajang simbolis, pelantikan ini juga di harapkan menjadi titik tolak perubahan nyata, para siswa yang telah resmi menjadi penegak bantara di harapkan dapat membawa semangat pramuka dalam kehidupan sehari hari, baik di kelas dan lingkungan sosialnya.


 Oleh Glysdea


JEMBATAN ALAM DAN BUDAYA DALAM PROJEK P5

 



Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang dicetuskan oleh menteri pendidikan ke -29 Nadiem Anwar Makarim. Dan dikembangkan oleh  Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa siswi di Indonesia. Salah satu program dalam kurikulum merdeka adalah P5, P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yaitu suatu program yang dirancang untuk mengembangkan karakter siswa-siswi dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Tujuan program P5 sendiri adalah untuk membuat siswa-siswi memegang nilai nilai pancasila seperti beriman, bertakwa, gotong royong, saling menghargai, toleransi, mandiri, dan berpikir kritis. 



Siswa-siswi SMAN 3 Magetan menunjukkan kreativitas mereka dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Back To Nature. kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan, bahkan melatih mereka untuk memanfaatkan bahan lokal yang terjangkau dan terbarukan, selain itu kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya melestarikan tradisi yang ada di Indonesia.



Pada kegiatan P5 kali ini, siswa-siswi SMAN 3 Magetan bekerja sama dalam bentuk kelompok untuk  membuat juga menjual makanan serta minuman khas dengan bahan-bahan yang terbarukan. Tidak hanya itu, tetapi mereka juga mempelajari proses pembuatan, bahan-bahan yang digunakan, serta khasiat yang terkandung dari minuman atau makanan yang dibuat. Arifa salah satu siswi SMAN 3 Magetan berpendapat  “ kegiatan bazar makanan di SMAN 3 Magetan ini sangat seru, asik, karena dapat untung banyak dan disana kita bisa belajar banyak hal,contohnya kita dapat belajar kewirausahaan, kita juga dapat merasakan susah senang dalam bekerja sama tim, kita dapat mengenal makanan serta minuman khas” 



Lebih dari 300 siswa dan siswi SMAN 3 Magetan ikut serta dalam kegiatan P5 ini. Mereka bahu-membahu untuk membuat berbagai macam makanan dan minuman khas seperti wedang uwuh,bubur sumsum dengan topping kacang hijau, wedang ronde, klepon, sosis solo, bola-bola ubi, es dawet, es buto ijo, bahkan kue nagasari.



P5 tidak hanya mengenalkan makanan khas dari Indonesia, tetapi juga membantu mereka untuk  membangun jiwa kewirausahaan, bekerja sama dalam tim, membuat siswa-siswi berpikir kritis. Kegiatan ini juga membantu mereka untuk meningkatkan kreativitas serta menyalurkan imajinasi untuk membuat makanan atau minuman khas.



SMAN 3 Magetan berhasil melaksanakan P5 dengan tema Back To Nature. Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut dan ditingkatkan. Meningkatkan kesadaran akan penggunaan bahan-bahan alami dalam pembuatan makanan, dapat meningkatkan kesadaran pentingnya melestarikan lingkungan, juga menanamkan nilai-nilai kearifan lokal dan meningkatkan kesadaran  akan pentingnya melestarikan budaya lokal.



Oleh : Annisa Rosa Mufida

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites